Mister Berita - Hampir semua dari kita pernah mengalami masalah jerawat. Meski mereka yang berkulit mulus sekalipun, jerawat akan muncul...
Mister Berita - Hampir semua dari kita pernah mengalami masalah jerawat. Meski
mereka yang berkulit mulus sekalipun, jerawat akan muncul sesuai dengan
perubahan hormonal dari dalam tubuh. Ketika hal tersebut terjadi, kerap kali tangan dengan refleks tidak bisa lepas dari jerawat-jerawat tersebut, entah hanya mengecek apakah jerawat sudah kempes atau bahkan mencoba untuk menghilangkannya.
Ternyata kebiasaan memencet jerawat termasuk kebiasaan yang berhubungan
langsung dengan masalah emosional. Bagaimana tidak, ada sebuah kepuasan
ketika lemak yang berada di dalam berhasil keluar dengan sempurna.
Dan, hal ini bersifat adiktif.
Jerawat memang seolah mengempes, padahal hal tersebut justru memperlambat proses penyembuhannya karena menyebabkan peradangan yang lebih melebar. Masalah-masalah yang kemudian timbul adalah jerawat yang tak kunjung sembuh, dan bekasnya yang menghitam juga jaringan parut yang membuat tekstur kulit tidak mulus.
"Kebiasaan menyentuh jerawat dan mengeluarkan lemak jerawat seolah muncul sebagai solusi agar jerawat cepat hilang dan kulit kembali halus, tapi dengan seringnya hal ini dilakukan, Anda justru semakin melukai kulit Anda. Kulit menjadi semakin bermasalah dan justru membutuhkan perawatan yang lebih lama untuk membuatnya kembali halus, ujar Jenna Luu, psikiater di Kaiser Permanente West Los Angeles Medical Center, yang dikutip Allure.
Jerawat memang seolah mengempes, padahal hal tersebut justru memperlambat proses penyembuhannya karena menyebabkan peradangan yang lebih melebar. Masalah-masalah yang kemudian timbul adalah jerawat yang tak kunjung sembuh, dan bekasnya yang menghitam juga jaringan parut yang membuat tekstur kulit tidak mulus.
"Kebiasaan menyentuh jerawat dan mengeluarkan lemak jerawat seolah muncul sebagai solusi agar jerawat cepat hilang dan kulit kembali halus, tapi dengan seringnya hal ini dilakukan, Anda justru semakin melukai kulit Anda. Kulit menjadi semakin bermasalah dan justru membutuhkan perawatan yang lebih lama untuk membuatnya kembali halus, ujar Jenna Luu, psikiater di Kaiser Permanente West Los Angeles Medical Center, yang dikutip Allure.
Agar wajah terbebas dari 'tangan-tangan jahil', tentu pengendalian diri adalah kuncinya. Banyak dokter kulit selalu mengingatkan pasien agar tidak sering memegang jerawat, apalagi kalau kulit wajah atau tangan tidak dalam kondisi bersih. Bahkan, Heidi Waldrof, Profesor klinis bidang dermatologi di Mount Sinai School of Medicine, New York, menuliskan kata "HANDS OFF" dalam ruangannya sebagai peringatan untuk pasien yang melakukan konsultasi.
Untuk membantu pasiennya memenuhi hasrat akan kulit yang mulus, Waldrof menemukan kuas wajah clarisonic sebagai alat untuk membersihkan wajah. "Pengelupasan kulit mati dengan sikat ini akan menghaluskan kulit mereka, sekaligus memenuhi kebutuhan mereka untuk menuntaskan kotoran yang membuat wajah tampak kusam," ujarnya.
Jika seseorang terus menerus melukai kulit wajahnya, para ahli kulit bahkan merekomndasikan mereka untuk mengikuti konseling. "Sangat penting bagi pasien untuk memahami apa yang mereka lakukan, mengapa mereka melakukan hal tersebut, dan kenapa mereka sulit menghentikan kebiasaan tersebut, juga efek yang ditimbulkan" ujar Iona Ginsburg, ahli dermatologi dari Universitas Columbia.
Terapis disana melakukan sebuah trik dengan membungkus jari dengan plester agar pasien tidak melakukan kebiasaan menggaruk-garuk jerawat yang ada di wajahnya.
Hipnotis pun kerap dilakukan. Petunjuk diberikan pada pasien di alam bawah sadar seperti meminta pasien untuk memvisualisasikan tanda berhenti untuk memencet jerawat sehingga pasien dapat menahan godaan untuk kembali melakukan kebiasaan tersebut.
Jadi, mulai sekarang berhenti memencet jerawat Anda, dan bersabarlah pada proses penyembuhannya.
Untuk membantu pasiennya memenuhi hasrat akan kulit yang mulus, Waldrof menemukan kuas wajah clarisonic sebagai alat untuk membersihkan wajah. "Pengelupasan kulit mati dengan sikat ini akan menghaluskan kulit mereka, sekaligus memenuhi kebutuhan mereka untuk menuntaskan kotoran yang membuat wajah tampak kusam," ujarnya.
Jika seseorang terus menerus melukai kulit wajahnya, para ahli kulit bahkan merekomndasikan mereka untuk mengikuti konseling. "Sangat penting bagi pasien untuk memahami apa yang mereka lakukan, mengapa mereka melakukan hal tersebut, dan kenapa mereka sulit menghentikan kebiasaan tersebut, juga efek yang ditimbulkan" ujar Iona Ginsburg, ahli dermatologi dari Universitas Columbia.
Terapis disana melakukan sebuah trik dengan membungkus jari dengan plester agar pasien tidak melakukan kebiasaan menggaruk-garuk jerawat yang ada di wajahnya.
Hipnotis pun kerap dilakukan. Petunjuk diberikan pada pasien di alam bawah sadar seperti meminta pasien untuk memvisualisasikan tanda berhenti untuk memencet jerawat sehingga pasien dapat menahan godaan untuk kembali melakukan kebiasaan tersebut.
Jadi, mulai sekarang berhenti memencet jerawat Anda, dan bersabarlah pada proses penyembuhannya.