Mister Berita - Mungkin kemajuan teknologi, kemajuan jaman modern dan sebagainya membuat semakin banyak orang tambah stres dan menjadi gila...
Mister Berita - Mungkin kemajuan teknologi, kemajuan jaman modern dan sebagainya membuat semakin banyak orang tambah stres dan menjadi gila. Penyakit gila semakin bertambah sehingga perlu obat. Yang pasti perusahaan Jepang ini, Dainippon Sumitomo Pharma Co., akan memasarkan obat untuk penyakit gila di Indonesia sekitar tahun 2016.
Obat bernama Latuda ini dikhususkan bagi penyakit Schizophrenia. Penyakit ini adalah gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi normal kognitif, emosional dan tingkah laku. Gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Gejala delusi merupakan keyakinan palsu yang biasanya melibatkan salah pengertian dalam pemahaman atau pengalaman.
Bila Anda memelihara kucing, sebaiknya kini tidak terlalu sering bermain dengan kucing Anda. Ilmuwan mengklaim parasit yang ditularkan kucing bisa menyebabkan schizophrenia pada pemiliknya.
Penelitian di Leeds University menunjukkan bahwa parasit kucing mempengaruhi produksi dopamin, senyawa kimia yang membawa pesan ke otak untuk mengendalikan gerak, kognitif dan perilaku, sehingga memicu terjadinya schizophrenia dan gangguan bipolar lainnya.
Menurut eksekutifnya, Katsuya Kiyosu, khusus kepada Tribunnews.com, Rabu (28/11/2012) sore, "Obat ini dikembangkan di Jepang, lalu dijual di Amerika Serikat tahun 2011 dan awal tahun ini mulai dijual di Kanada. Lalu Oktober lalu baru memasukkan aplikasi perizinan obat-obatan agar bisa dipasarkan di Eropa. Diperkirakan akhir tahun depan bisa dipasarkan di Eropa," paparnya.
Kemudian mulai awal tahun depan akan berusaha membuat kantor di Singapura dan akan menjadi pusat pengendali perusahaan untuk bagian Asia Timur khususnya Asean.
Setelah itu barulah tahun 2014 kemungkinan mengajukan aplikasi perizinan ke Indonesia dan berharap tahun 2015 atau tahun 2016 sudah bisa dipasarkan di Indonesia, tambahnya.
Gara-gara informasi tersebut diungkapkan kepada umum, saham Dainippon Sumitomo Pharma tadi sempat naik 23 yen, atau 2.5 persen, menjadi 954 yen per lembar. Para pemegang saham tampaknya sadar dengan penjualan ke Asia yang memiliki jumlah penduduk luar biasa banyak maka penjualan obat ini bisa semakin sukses di masa mendatang. Apakah saat itu jumlah penderita penyakit jiwa di Indonesia berlipat ganda dari sekarang?
Obat bernama Latuda ini dikhususkan bagi penyakit Schizophrenia. Penyakit ini adalah gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi normal kognitif, emosional dan tingkah laku. Gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Gejala delusi merupakan keyakinan palsu yang biasanya melibatkan salah pengertian dalam pemahaman atau pengalaman.
Bila Anda memelihara kucing, sebaiknya kini tidak terlalu sering bermain dengan kucing Anda. Ilmuwan mengklaim parasit yang ditularkan kucing bisa menyebabkan schizophrenia pada pemiliknya.
Penelitian di Leeds University menunjukkan bahwa parasit kucing mempengaruhi produksi dopamin, senyawa kimia yang membawa pesan ke otak untuk mengendalikan gerak, kognitif dan perilaku, sehingga memicu terjadinya schizophrenia dan gangguan bipolar lainnya.
Menurut eksekutifnya, Katsuya Kiyosu, khusus kepada Tribunnews.com, Rabu (28/11/2012) sore, "Obat ini dikembangkan di Jepang, lalu dijual di Amerika Serikat tahun 2011 dan awal tahun ini mulai dijual di Kanada. Lalu Oktober lalu baru memasukkan aplikasi perizinan obat-obatan agar bisa dipasarkan di Eropa. Diperkirakan akhir tahun depan bisa dipasarkan di Eropa," paparnya.
Kemudian mulai awal tahun depan akan berusaha membuat kantor di Singapura dan akan menjadi pusat pengendali perusahaan untuk bagian Asia Timur khususnya Asean.
Setelah itu barulah tahun 2014 kemungkinan mengajukan aplikasi perizinan ke Indonesia dan berharap tahun 2015 atau tahun 2016 sudah bisa dipasarkan di Indonesia, tambahnya.
Gara-gara informasi tersebut diungkapkan kepada umum, saham Dainippon Sumitomo Pharma tadi sempat naik 23 yen, atau 2.5 persen, menjadi 954 yen per lembar. Para pemegang saham tampaknya sadar dengan penjualan ke Asia yang memiliki jumlah penduduk luar biasa banyak maka penjualan obat ini bisa semakin sukses di masa mendatang. Apakah saat itu jumlah penderita penyakit jiwa di Indonesia berlipat ganda dari sekarang?
COMMENTS